Wednesday, December 14, 2016

Ta'aruf Syar'i Bukan Modus Pacaran Islami

Sumber Foto

Semua manusia diciptakan berpasang-pasang. Manusia akan mencari pasangan hidup disaat dirinya sudah merasa siap melangkah ke jenjang membina rumah tangga.

Mencari pendamping harus yang se Iman dan baik. Jodoh dan Maut sudah di atur Allah SWT.
“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang bai untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik.” (QS.An Nur : 26)

Islam mengenal proses Ta’aruf untuk mencari pasangan pendamping hidup didalam rumah tangga. Namun Seiring perkembangan zaman dan rusaknya moral manusia. Proses tersebut ada yang mengartikan Pacaran.

Banyak manusia dari kalangan kanak-kanak sampai orang dewasa yang masuk dalam godaan atau hasutan setan. Mereka menganut Pacaran untuk mencari pasangan dalam mengukur cinta mereka. Padahal jelas-jelas itu budaya barat yang salah kaprah.

Perbedaan Ta’aruf dan Pacaran :

Waktu di Mulai :
 Ta’aruf : Saat calon suami dan calon istri sudah merasa bahwa menikah adalah suatu kebutuhan dan sudah siap secara fisik,mental, dan materi.
 Pacaran : Tidak mengenal batasan umur, kanak-kanak,remaja,pemuda,bahkan orang yang sudah menikah pun masih doyan dengan namanya pacaran.

Proses Pertemuan :
 Ta’aruf : Pertemuan dilakukan sesuai dengan adab bertamu biasa dirumah sang calon atau pertemuan ditempat lain adanya orang ketiga sebagai saksi supaya tidak terjadi timbulnya fitnah , yang diobrolkan hanya sebatas mengenal satu sama lain, dan dengan tidak melanggar syari’at Islam sesuai yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya.
 Pacaran : Pertemuannya dilakukan bebas tidak ada aturan bertemu cuma dua orang atau lebih, saling pegangan tangan bahkan saling peluk, bahkan tidur bersama dan topik yang diobrolkan kebanyakan banyak Mudharatnya.

“Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra [17] : [30] )

Saat tidak ada kecocokan :
 Ta’aruf : Salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop harus dilakukan dengan cara yang baik.
 Pacaran : Salah satu pihak bisa menyatakan tidak ada kecocokan, dan proses stop dilakukan dengan tidak baik, sehingga dapat menimbulkan permusuhan.

Tujuan menjalani :
 Ta’aruf : Ketika sudah tidak ada lagi keraguan dikedua belah pihak, lebih cepat lebih baik, dan ketika informasi sudah cukup (bisa sehari,seminggu,sebulan) dapat dilangsungkan pernikahan.
 Pacaran : Bisa seminggu, sebulan, setahun, bahkan berpuluh-puluh tahun tidak ada kepastian buat ke jenjang pernikahan.

“Barang siapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih baik akan menundukan pandanganmu dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagaikan kebiri.” (HR.Bukhari dan Muslim)

Untuk kalangan yang menjalani proses pacaran. Ayo kita buang jauh-jauh budaya barat yang tidak syar’i. Jalankanlah budaya timur yang syar’i dan telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya.
Allahumma inna nas’aluka ‘ilman nafi’a wa rizqon thoyyiban wa ‘amalan mutaqobbalan. (LM)

Yuk di Share
Sumber | Republished By Liputan Menara

Share this

0 Comment to "Ta'aruf Syar'i Bukan Modus Pacaran Islami"

Post a Comment

Jika artikel ini bermanfaat yuk di like dan sebarkan :)